Jumat, 27 Januari 2012

Arti Berpikir

Arti Berpikir
  • Berpikir adalah proses otak mengolah dan menterjemahkan informasi (stimulus) yang masuk melalui panca indra kebahagian otak sadar atau bawah sadar yang menghasilkan arti dan sejumlah konsep (Johnson Alvonco)
  • Berpikir bertolak dari pengamatan dengan lima indra (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian (Wikipedia)
  • Menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan (Kamus Besar)
  Berpikir Ilmiah
  1. Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. (Hillway,1956).
  2. Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. uripsantoso.(uripsantoso.wordpress.com)

Metode Dalam Menalar (Wikipedia)

Metode induktif

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

 Metode Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
  • Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Rabu, 25 Januari 2012

Overview Kompetensi Berpikir (Cognitive)

Pendahuluan

Ungkapan Kejengkelan Superioritas
Seringkali kita mendengar ungkapan kata-kata "kekesalan" dari seorang Pimpinan (orang yang lebih superior) kepada staffnya (bawahannya) misalnya: "Pikir Ya!", "Berpikir donk Jangan cuma tanya-tanya", "Pakai Otak, Jangan Pakai Dengkul", "Berpikirlah Sebelum Bicara, Jangan Asal Ngomong"  terkadang diperkuat dengan bahasa tubuh sambil jari telunjuknya ditempelkan kedahinya sendiri.

Permasalahannya dan pertanyaannya adalah, "Apakah seseorang menjadi "korban" ungkapan kejengkelan tersebut memahami dan mengerti yang dimaksud dengan BERPIKIR?".
Adapun pemahaman dan pengertian tentang berpikir yang harus digali dan dikembangkan diantaranya adalah:
  • Definisi  "BERPIKIR"
  • Proses dan metode berpikir
  • Tools (kelengkapan) untuk berpikir
Mari kita mulai dengan memahami Tujuan dan Manfaat Berpikir bagi manusia pemikir, diantaranya yaitu:
  • Kemampuan mengolah informasi dan berkomunikasi
  • Kemampuan memecahkan masalah
  • Kemampuan mengambil keputusan
  • Kemampuan melakukan perbaikan berkelanjutan
  • Kemampuan menggali ide-ide kreatif

Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal

Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal
Dalam proses memahami komunikasi dapat dibagi menjadi dua bagian model, yaitu
A.    Intrapersonal Communication Skill (kemampuan komunikasi dengan diri sendiri)
B.    Interpersonal Communication Skill (kemampuan komunikasi dengan pihak lain)
Komunikasi intrapersoal & interpersonal saling berkaitan dan berhubungan  sangat kuat sehingga mempengaruhi kualitas kita dalam berkomunikasi. Dimulai dari kemampuan proses komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal), akan mempengaruhi kualitas kemampuan komunikasi Anda dengan orang lain.
Contohnya, jika Anda berbicara dan berpikir negatif dengan diri sendiri tentang seseorang (misalnya, pimpinan, pasangan hidup, rekan, dll) dalam bentuk prasangka buruk maka kemungkinan besar Anda akan kehilangan rasa nyaman saat berkomunikasi dengan orang tersebut.  
Dari contoh tersebut diatas, sudah dapat dipastikan komunikasi secara interpersonal menjadi tidak efektif dikarenakan gagal mengendalikan komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal). Jikalau dikembangkan lebih jauh dalam setiap proses komunikasi antara intrapersonal dan interpersonal, akan semakin jelas hubungan saling keterkaitan antara proses komunikasi dan pikiran manusia.
Pikiran Manusia Dan Proses Komunikasi   
Hubungan pikiran manusia dan proses komunikasi menjadi menarik untuk dijelaskan lebih dalam aspek keterkaitan. Pikiran manusia terdiri dari dua bagian yang saling terhubung, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Kedua pikiran tersebut tidak ada batas yang jelas. Beberapa literatur mengungkapkan tentang kekuatan pikiran, sebahagian besar menjelaskan bahwa kekuatan atau kemampuan pikiran bawah sadar lebih besar dari pikiran sadar manusia. Kemampuan pikiran sadar 12 %, sedangkan pikiran bawah sadar 88 %. Untuk lebih lengkapnya, kita telusuri lebih dalam tentang fungsi pikiran sadar dan bawah sadar yang kemudian kita hubungkan dengan proses komunikasi.
Pikiran sadar (otak kiri atau otak logika) mempunyai fungsi spesifik, yaitu:
1.    Logika/Sistimatis/Analitis
Kemampuan manusia berpikir secara rational menggunakan logika berpikirnya, diungkapkan dalam bentuk simbol-simbol bahasa. Contohnya, kemampuan matematika, statistika, fisika, dan lain-lain.
2.    Bahasa Verbal/Membaca/Menulis
Kemampuan manusia berkomunikasi dalam bentuk bahasa verbal, membaca dan menulis
3.    Mengidentifikasi informasi yang masuk
Informasi ini diterima oleh pikiran sadar melalui panca indra, yaitu telinga (pendengaran), mata (penglihatan),  mulut (pengecap rasa), hidung (penciuman), kulit (peraba atau sentuhan)
4.    Membandingkan
Informasi yang masuk dibandingkan dengan database (referensi pengalaman dan segala informasi) yang berada dipikiran bawah sadar
5.    Memori (ingatan) jangka pendek
Otak sadar hanya mampu mengingat kejadian atau pengalaman dengan periode waktu relatif lebih pendek
6.    Memutuskan
Kemampuan mengambil suatu keputusan secara cepat

Pikiran bawah sadar (otak kanan atau otak kreatif) mempunya fungsi atau menyimpan hal-hal berikut:
1.    Kreativitas
Pikiran bawah sadar ini memiliki kemampuan dasyat dan luar biasa untuk menggali ide-ide kreatif yang dimiliki seseorang.
2.    Persepsi
Kemampuan seseorang berpikir, melalui proses cara melihat dan menilai sesuatu dari sudut pandangnya, kemudian diungkapkan dalam bahasa verbal
3.    Imajinasi
Kemampuan membanyangkan (berimajinasi) tentang sesuatu hal dalam proses mencipta atau menghayal biasa saja. Tetapi yang perlu diperhatikan bahwa otak (pikiran) bawah sadar tidak dapat membedakan apakah Anda hanya membayangkan tujuan iseng saja atau sedang serius, bahwa imajinasi itu dianggapnya nyata. Contoh, jika Anda sedang membayangkan sesuatu yang baik misalnya, bentuk rumah ideal (bentuk materi lainnya) maka akan muncul perasaan emosi bahagia.  Selanjutnya, motivasi Anda akan meningkat untuk segera mewujudkannya, hal ini akan mucul dari bahasa verbal yang terucap maupun sikap perilaku yang tampak.
4.    Emosi
Emosi adalah hasil proses berpikir, persepsi dan reaksi tubuh. Bentuk-bentuk emosi, yaitu senang, sayang, malu, sedih, takut,  marah. Emosi juga dibutuhkan dalam proses komunikasi sebagai fungsi energizer (penguatan pesan) dalam intonasi vokal saat berbicara.
5.    Warna
Kemampuan memahami warna
6.    Musik
Kemampuan bawah sadar dalam pengusaan berbagai musik
7.    Gagasan / Ide
Kemampuan menggali ide atau gagasan
8.    Konseptual
Kemampuan berpikir secara konseptual dalam merangkai suatu ide yang telah tergali
9.    Intuisi
Otak bawah sadar tempat informasi intuisi atas dasar pengalaman dan kejadian masa sebelumnnya
10.    Memori (ingatan) jangka panjang (gudang penyimpan informasi)
Otak bawah sadar mampu mengingat kejadian dalam waktu relatif lebih panjang bahkan suatu kejadian atau peristiwa saat eseorang berusia tiga tahun. Hebat bukan!
11.    Kebiasan (baik, buruk, dan refleks)
Informasi seluruh kebiasan dalam diri manusia yang terbentuk atas dasar pengulangan kejadian dalam diri seseorang  yang tersimpan rapi dibagian otak bawah sadar
12.    Belief dan value
Otak bawah sadar menyimpan baik seluruh keyakinan (belief) atau nilai-nilai hidup yang ditanam kedalam dirinya.

Siklus Hubungan Pikiran Manusia Dan Kemampuan Berkomunikasi   
    
Dari siklus diatas maka dapat dijelaskan bahwa pikiran manusia yang muncul dalam bentuk gambar (visual) akan mempengaruhi tingkat emosi manusia. Selanjutnya, emosi tersebut akan mendorong seseorang berkata-kata dalam bentuk komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal/self talk) atau berkomunikasi dengan pihak lain (interpersonal). Kemudian akan mendorong seseorang untuk bertindak atau berperilaku tergantung apa yang dipikirkan (positif atau negatif).
Contoh: Jika Anda berpikir negatif (misalnya prasangka buruk, kemarahan, ketakutan, dll) terhadap orang lain maka emosi Anda akan terstimulus dan cenderung menjadi emosi negatif (marah, sedih, takut). Selanjutnya, emosi Anda akan mempengaruhi cara berkomunikasi (bahasa verbal) cenderung akan negatif (misalnya, mengeluarkan kata-kata negatif) terhadap dirinya sendiri (self-talk) atau kepada komunikasi dengan pihak lain. Jika tidak mampu mengontrol (mengendalikan) dirinya maka selanjutnya akan melakukan tindakan (berperilaku negatif). Tentu kejadian sebaliknya jika seseorang berpikir positif.
Bila tindakan (perilaku) seseorang dilakukan berulang-ulang dengan frekuensi yang intens pun maka lama kelamaan menjadi kebiasaan. Jika berperilaku positif maka memunculkan kebiasaan positif begitupun sebaliknya. Selanjutnya bila kebiasaan ini diteruskan berulang-ulang maka akan menjadi karakter seseorang. Karakter yang terus dimunculkan berulang-ulang akan menjadi nilai-nilai atau keyakinan diri seseorang (belief system). Akhirnya akan menentukan sukses atau gagal seseorang dalam meraih tujuan hidupnya tergantung apa yang dipikirkan seseorang, emosi yang ditampilkan, model komunikasi yang dimunculkan, perilaku yang tampak, kebiasan-kebiasan, karakter-karakter dan keyakinan dalam hidupnya. Silahkan, Anda apa yang Anda Pilih.
A.    Intrapersonal Communication Skill (Kemampuan komunikasi dengan diri sendiri)
Intrapersonal Communication Skil adalah komunikasi kedalam diri sendiri (pengenalan jati diri) misalnya Melalui Meditasi, Pengenalan Hati Nurani, Kehendak Bebas, dan Imajinasi Kreatif, dan lain lain. Proses komunikasi intrapersonal masuk melalui proses stimulus kedalam pikiran bawah sadar manusia.
Stimulus (pengaruh) kedalam pikiran manusia melalui dua cara yaitu
1.    Stimulus ke pikiran sadar masuk dan melalui pancaindra: telinga (aspek pendengaran), mata (aspek penglihatan),  mulut (aspek rasa), hidung (aspek penciuman), kulit (aspek peraba). Dari pengalaman stimulus ini manusia dapat mengenal sesuatu dan dapat berkomunikasi secara sadar.
2.    Stimulus ke pikiran bawah sadar melalui kata-kata yang masuk secara tidak sadar kemudian tampil dalam bentuk bahasa gambar. Deepak Chopra dalam salah satu bukunya menyebutkan bahwa manusia akan mendapat stimulus kata-kata kedalam bawah sadarnya sebesar 55.000 sampai 60.000 kata per harinya. Sayangnya, sebagian besar 77 % kata-kata bersifat negatif tanpa mempertimbangkan latar belakang seseorang dari suku (budaya), agama, ras, status sosial atau golongan. Jadi, stimulus negatif sangat merugikan seseorang jika tidak mampu mengendalikannya.
Dampak dari kata-kata negatif yang masuk kedalam bawah sadar, akan merusak percaya diri, konsep diri, citra diri seseorang. Dampak lebih jauh dari manusia tersebut adalah terkena penjara mental (mental blocking). Ciri-ciri seseorang terkena penjara mental, yaitu prasangka buruk (visualisasi negatif), kata-kata negatif terhadap diri sendiri dan pihak lain, banyak alasan, ketakutan, perasaan bersalah,  kemalasan, rendah diri, dan lain lain.
Sudah dapat dibayangkan, jika mental blocking terjadi pada seseorang maka dampaknya akan merusak sistim komunikasi intrapersonal (komunikasi ke dalam dirinya). Akhirnya akan mengalami banyak hambatan, bahkan kesulitan dalam berkomunikasi secara interpersonal (berkomunikasi dengan pihak lain). Sudah dipastikan seseorang yang tidak mampu berkomunikasi secara interpersonal akan sulit mencapai tujuan hasil akhir dari komunikasi.
Cara efektif mencegah dan keluar dari belenggu penjara mental agar komunikasi kedalam diri sendiri menjadi lebih baik adalah kemampuan mengelola setiap stimulus negatif (self talk negatif) yang masuk kedalam pikiran manusia, misalnya:
1.    Pendekatan Spiritual 
Pendekatan spiritual melalui doa yang tidak terputus, mengucapkan ayat-ayat suci saat diwaktu senggang (terencana), menyanyikan lagu-lagu rohani, meditasi dengan tujuan mengendalikan pikiran dengan menyetop kata-kata yang masuk kedalam pikiran, dan lain lain
2.    Afirmasi (self talk) positif:
Gunakan kata-kata positif setiap berbicara dengan diri sendiri (self-talk) mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur. Bahkan kata-kata positif kedalam diri dapat dijadikan sebagai bentuk doa aktif. Misalnya, “Setiap hari tubuh saya semakin sehat dan bugar,  rejeki melimpah kedalam hidup saya”; “Tidak ada kata gagal yang ada proses belajar”, “Persoalan hidup, membuat saya semakin dewasa”; “Setiap orang yang saya temui adalah sahabat, membuat hidup saya lebih baik”, dll.
3.    Visualiasi positif
Imajinasikan gambar-gambar positif dalam pikiran kita. Lawan dengan cara mengganti setiap gambar atau imajinasi negatif yang muncul dalam pikiran kita.
4.    Kemampuan Pengalihan (switching technique)
Banyak yang dapat digunakan sebagai teknik pengalihan, yaitu gerakan atau pindah posisi tubuh Anda sehingga sudut pandang berubah (olah raga, jogging, refreshing, nonton film, dengar musik, melukis, menulis, dll), teknik olah nafas, teknik jepret dengan karet gelang, teknik cubit, dll.     
Dengan demikian, setelah Anda mampu mengendalikan pengaruh stimulus kata negatif (77% dari jumlah 60.000 kata per harinya) kedalam pikiran dengan cara-cara pengendalian tersebut diatas maka diharapkan Anda dapat berkomunikasi interpersonal secara efektif. 
B.    Interpersonal Communication Skill (kemampuan komunikasi dengan pihak lain)
Kemampuan komunikasi dengan pihak lain atas dasar kepekaan melalui proses persepsi yang terbentuk sebelumnya. Seperti dijelaskan sebelumnya, persepsi adalah kemampuan seseorang berpikir secara sadar, melalui proses cara melihat dan menilai sesuatu dari sudut pandangnya, kemudian diungkapkan dengan kekuatan emosi melalui bahasa verbal atau bahasa non-verbal. Persepsi ini ternyata sesuatu informasi (tidak perduli positif atau negatif) yang diatanam atau diterima seseorang sejak kecil melalui proses pembelajaran berupa dokrin (informasi berulang) dari orang yang terdekat dengan lingkungan Anda, yaitu orang tua, guru, rohaniawan, atau orang yang Anda percaya lainnya, sehingga menjadi keyakinan (belief) bahwa itulah yang paling benar. Kalau nilai-nilai yang ditanam itu hal-hal positif maka orang tersebut mengalami proses tumbuh kembang dengan baik. Sebaliknya, kalau banyak hal-hal negatif yang diterima maka jangan heran orang ini akan mengalami yang namanya mental blocking (penjara mental). Sudah dapat dipastikan orang yang terkena penjara mental akan mengalami banyak kesulitan dalam pergaulan sosialnya karena banyaknya hal yang membatasi dirinya
Contohnya, Dokrin negatif aspek “SARA” (suku, agama, ras dan antar golongan). Misalnya membicarakan dan menilai tentang suku tertentu, sebut saja “Suku A” kebanyakan orangnya malas, jahat, licik, suka berhianat sehingga tidak dapat dijadikan kawan atau rekan bisnis. Setelah beranjak dewasa, Anda akan mengalami kesulitan untuk bergaul dengan suku “A” tersebut karena jarak yang diciptakan oleh persepsi yang muncul kembali akibat dokrin yang Anda alami sejak masa kecil. 
Dari contoh tersebut diatas, kita perlu berhati-hati memberikan suatu informasi berulang secara terus menerus terutama informasi negatif (informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya) kepada siapapun, terutama kepada anak-anak atau pihak masyarakat tertentu “masih kurang pendidikan” yang belum mampu mengelola informasi secara cerdas dan sadar. Karena dampaknya kemudian sangat berbahaya kepada orang tersebut jika informasinya negatif dan menyesatkan.
Selain masalah persepsi menjadi penentu keberhasilan komunikasi dengan orang lain (interpersonal) masih banyak faktor lainnya yang menjadi hambatan misalnya kecerdasan emosi, perbedaan status, semantik, budaya, gangguan fisik, media komunikasi, masalah umpan balik. Semua hambatan tersebut akan dibahas lebih dalam dibagian bab lainnya.

Kesimpulan
•    Dua model proses komunikasi yaitu intrapersonal (komunikasi dengan diri sendiri) dan interpersonal (komunikasi dengan pihak lain). Hubungannya saling mempengaruhi. Berhasil melakukan komunikasi dengan diri sendiri akan meningkatkan suksesnya komunikasi dengan orang lain.
•    Ada hubungan yang kuat antara pikiran  manusia (pikiran sadar dan bawah sadar) dengan kemampuan komunikasi seseorang. Pikiran bawah sadar akan mempengaruhi keberhasilan komunikasi intrapersonal. Pikiran sadar akan mempengaruhi tingkat kesuksesan komunikasi interpersonal.
•    Siklus proses pikiran manusia akan mempengaruhi tingkat emosi, selanjutnya mempengaruhi aspek komunikasi kemudian membentuk perilaku, jika dibiarkan maka akan menjadi kebiasan lalu menjadi karakter dan akhirnya menjadi keyakinan berupa nilai-nilai. Jadi proses tersebut berhasil atau gagalnya tergantung pikiran positif atau negatif yang kita ijinkan masuk kedalam pikiran kita. Kalau lebih banyak pikiran positif maka Anda akan banyak kemudahan dalam mencapai suatu tingkat kesuksesan yang Anda ingin raih. Kejadian sebaliknya jika Anda banyak mengijinkan pikiran negatif yang masuk maka banyak hambatan yang siap menjegal Anda dalam meraih cita-cita.

Manfaat & Tujuan Komunikasi

Manfaat & Tujuan Komunikasi
Manusia dalam kehidupan banyak memainkan peran yang berbeda (profesional, sosial, spiritual, dll), tergantung situasi-kondisi yang sedang dihadapi misalnya status sosial, waktu, ruang, dan sumber-daya yang dimiliki. Ketika peran-peran tersebut kita mainkan maka kita akan banyak bertemu (berkomunikasi) dengan berbagai kalangan.
Peran professional tentu dalam kehidupan menjalani profesinya sudah dipastikan akan bertemu dengan berbagai pihak  dengan level jabatan yang berbeda, diantaranya yaitu:
  •  Kelompok internal organisasi: pimpinan (atasan), anggotanya (staff bawahan), rekan kerja satu level jabatan dalam satu bagian, rekan kerja lintas bagian (departemen/divisi) lain.
  • Kelompok eksternal organisasi: customer (pelanggan), supplier (pemasok/rekanan), pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat (spiritual, adat, dll), lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan lain lain
Peran profesional saat melakukan pertemuan dan berkomunikasi (berhubungan) dengan pihak-pihak tersebut diatas sudah dapat dipastikan banyak tantangan dan hambatan, bahkan menurut beberapa data dari literatur manajemen dan leadership menunjukan hampir 90 % masalah-masalah yang muncul diorganisasi disebabkan oleh kemampuan berkomunikasi (berhubungan) dengan pihak-pihak tersebut diatas. Bentuk komunikasi profesionalisme yaitu speaking (berbicara), persuasi (mempengaruhi), presentasi, negosiasi, coaching (membina), teaching (mengajar), meeting, dll. 
Contohnya, bila Anda mempunyai keterampilan atau keahlian khusus tertentu (misalnya, bidang komputer, fashion, fisika, kimia, dll) tetapi, kesulitan berkomunikasi (persuasi, menjual, mengajar, dll) maka orang tersebut akan mengalami banyak kegagalan meyakinkan orang lain.

Jadi, jika seorang profesional tidak mampu berkomunikasi (berhubungan) dengan pihak lain maka banyak mengalami kesulitan (hambatan) meraih cita-cita suksesnya. Bagaimana dengan Anda sekarang, Apakah membiarkan diri Anda gagal meraih cita-cita karena masalah komunikasi?

Seseorang profesional gagal meraih karier lebih tinggi, dikarenakan banyak faktor penyebab, salah satunya disebabkan aspek kemampuan berkomunikasi dalam menyakinkan atau mempengaruhi atasan, bawahan, rekan kerja, mitra-bisnis, supplier, dll.

Peran sosial (sebagi orang tua, anak, paman, kakak, adik, dll) didalam rumah tangga, faktor kemampuan berkomunikasi akan ikut menentukan suksesnya membangun hubungan keluarga harmonis penuh damai sejahtera. Ketidakmampuan membangun hubungan (komunikasi) suami-istri secara efektif menjadikan retaknya atau bahkan akhirnya berpisah (cerai), kebanyakan dikarenakan ketidaksiapan dan ketidakmampuan pasangan melakukan “komunikasi terbuka”, bukannya mereka tidak bisa berbicara lho!. Masalah “komunikasi terbuka” akan dibahas secara lebih lengkap pada bab-bab berikutnya.

Peran spiritual (sebagai ulama, aktivis atau umat), masalah komunikasi juga menjadi hal yang sangat penting. Gagalnya seseorang ulama (pemimpin spiritual) menyampaikan pesan kepada umatnya dapat menyebabkan penafsiran berbeda dari umatnya. Akibatnya umat semakian jauh mengalami peyimpangan dalam pemahaman kitab suci, terwujud dalam bentuk peyimpangan perilaku yang melanggar ajaran-ajaran kitab suci. 

Peran dan kemampuan komunikasi efektif ikut menentukan tingkat keberhasilan seseorang dalam meraih cita-citanya. Oleh karena itu, kita harus terus menerus belajar dan memperbaiki kemampuan komunikasinya.

Manfaat & Tujuan Anda Terampil Berkomunikasi:
  • Dapat berkomunikasi (berhubungan) dengan berbagai pihak dan tujuan komunikasi yang kita harapkan dapat tercapai
  • Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam berbagai tujuan seperti sosialiasi, informasi (information), melaporkan (reporting), konsultasi (consult), coaching, counseling, persuasi, presentasi, public speaking, selling, negosiasi, lobbying, mediasi, komplain, dan lain lain
  • Mengusai proses komunikasi dan memahami syarat-syarat keberhasilannya
  • Terampil menggunakan berbagai media komunikasi
  • Menghilangkan hambatan komunikasi dalam diri seorang profesional 
  • Mengurangi faktor kesalahan persepsi (salah pengertian) diantara pengirim dan penerima informasi